29 Apr
Sekolah Pelita Harapan

Sekolah Pelita Harapan Lippo Village (SPH LV) adalah salah satu sekolah terbaik di Indonesia yang terletak di  Lippo Village, Jl. Boulevard Palem Raya No.2500, Kec. Klp. Dua, Tangerang, Banten 15810. Sekolah ini didirikan tahun 1993 dan sekarang memiliki sekitar 1000 murid dengan persentase 80% WNI 20% WNA. SPH menawarkan Pendidikan formal dengan kurikulum International Baccalaureate (IB) dari TK sampai kelas 12. SPH dilengkapi dengan lapangan sepak bola, kolam renang, laboratorium, perpustakaan, lapangan basket, dan banyak lagi. (https://sph.edu/about-sph/campuses/lippovillage/)

Sekolah Pelita Harapan Lippo Village (SPH LV) is one of the best school in Indonesia,  located in the west of Jakarta city in the well-developed complex of Lippo Village, Jl. Boulevard Palem Raya No.2500, Klp. Dua, Kec. Klp. Dua, Tangerang, Banten 15810. This school was built in 1993 and now has around 1000 students with 80% Indonesian and 20% expatriate families. This school uses international Baccalaureate (IB) program from kindergarten to grade 12 with above the word average IB results from every year. This school has an excellent facilities such as an Olympic sized swimming pool, full size soccer field, design, technology workshop, science labs, library and more.

SPH LV (Naila)

Salah satu tempat menarik di SPH LV adalah Batik Corner. Alasan SPH memiliki Batik Corner adalah untuk melestarikan seni budaya dari seluruh negara, seni yang dilestarikan dari Indonesia yaitu Batik.  Di tempat ini kita dapat mendengarkan sejarah tentang batik yang dibawakan oleh 3 orang guru dan satu petugas setelah itu kita dapat membuat batik sesuai instruksi dan dapat membawa pulang batik yang sudah dibuat.

There is an interesting place in SPH LV which is Batik Corner. The reason why SPH LV has this corner is because they want preserve art and cultures from around the world, so they chose batik from Indonesia. There will be three teachers and 1 worker. They are going to explain the history of batik and how to make batik, we can bring the batik home.

Batik Corner (Khalif) Proses membatik yang diajarkan guru disana cukup mudah namun kita tetap harus teliti dan berhati-hati. Pertama kita gunakan celemek dan sarung tangan, panaskan lilin malam dengan kuali kecil diatas kompor. Ketika lilin sudah mencair ambil lilin malam sesuai kebutuhan menggunakan canting. Jika lilin malam mengeras di canting diamkan selama beberapa detik di dalam kuali berisi lilin malam. Saat menggunakan canting harus memperhatikan cara pemegangannya jika terlalu  menjorok kedepan akan tumpah ke kain dan jika terlalu menjorok ke belakang dapat terkena tangan atau bagian tubuh lainnya yang akan menyebabkan luka bakar. Setelah itu gambar pola batik yang diinginkan di kain yang disediakan. Saat saya berada di Batik Corner saya membuat batik yang cukup baik tetapi tidak rapi karena lilin malam tersebut tertumpah di atas kain. Kemudian kami juga diberitahu cara mencuci kain tersebut.

The process of making batik is pretty simple but you have to be careful and meticulous. First we need to use an apron and gloves, heat the wax with a cauldron on the stove. When the wax is fully melted use the canting to take the wax. If the wax  harden, leave it for a few seconds on the cauldron. Look carefully the way you hold the canting if its tilted overly upward it will spill and ruin the cloth and if its tilted overly backward it spill over your hand or other body parts and cause burns. Finally draw patterns you like on the cloth. When I was there, I made a good batik design but the wax was spilled over the cloth and it ruined my artwork. They also told me how to wash and iron the batik. 

Selain itu terdapat juga Science Corner yang terletak di perpustakaan. Di sini kami dijelaskan oleh Mr. Eden Stevens Science Corner adalah pameran sains dari penilitian murid SPH LV. Salah satu hasil penilitian yang menarik adalah self-healing patch. Alat ini dibuat dengan bahan-bahan ramah lingkungan yaitu sutra, rumput laut, dan sirih pembersih tangan. Plester berbahaan dasar sutra ini dibuat oleh salah satu siswi SPH LV dibantu dengan guru pembimbing. Masih banyak penilitian lainnya seperti analisis data twitter, minyak aromaterapi untuk meredakan kecemasan, cara kerja glow in the dark powder, dll.

Besides that, there is a Science Corner. Science corner is a student exhibition based on student’s research. The project that I like the most is Self-Healing patch. This patch is made with biodegradable material (cocoon, seaweed, and Sirih hand sanitizer) and dissolved in water. This unique patch is made by a talented student with her teacher’s help, Mr Eden. There are more interesting research like glow in the dark powder mechanism, aromatherapy oil to cure anxiety, twitter’s data analysis, and many more. 

Self Healing Patch (Khalif)Mr. Eden Stevens (Khalif)Glow In The Dark Powder (Khalif)

Dari kunjungan ke ini saya menjadi lebih terinspirasi untuk lebih mengembangkan ide dan bakat saya. Dari tema GODiscovering, saya menyimpulkan bahwa Tuhan Sang Pencipta menciptakan semua ilmu pengetahuan dan ide-ide yang dapat kita kembangkan disekolah ini. Saya juga belajar tentang pentingnya melestarikan budaya Indonesia. Selain itu, saat di Science Corner, saya mendapat informasi tentang proses pembuatan plaster dan pentingnya menjaga lingkungan. Sekolah ini menarik karena proses pembelajaran yang baik dan juga dilengkapi dengan fasilitas yang sangat baik. Murid-murid dapat bebas mengembangkan ide dan bakat mereka seperti dengan penelitian-penelitian dan di bidang olahraga. Pesan saya untuk sekolah ini adalah agar identitas negara Indonesia tetap ditekankan walaupun Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa utama atau Bahasa sehari-hari.

From my visit to SPH LV, I’m inspired to express my talent and ideas. From the theme, which is GODiscovering, I have concluded that God The Creator creates all knowledge and ideas that we can discover and develop here in SPH. I also learned about the importance of preserving Indonesia’s art and culture. Other than that, I was informed about the process of making self-healing patch that is eco-friendly. This school is great because their learning process is complemented with numerous facilities. Students are able develop their talents and ideas freely just like science exhibition and sports. My message for this school is to that the identity of Indonesia is preserved in this school although they use English for their day-to-day lives.

I BUILT MY SITE FOR FREE USING